![]() |
| sumber gambar: www.dabosingkep.wordpress.com |
![]() |
Baiklah langsung saja, Informasi kali ini mengenai sebuah fenomena yang terjadi di masyarakat Indonesia beberapa bulan terkhir ini, Demam Batu. Banyak sekali di kalangan masyarakat Indonesia yang sekarang diwabahi dengan demam batu, baik kalangan masyarakat biasa, maupun para pejabat. Wawww,, sungguh luar biasa,,,,, Saya sendiri sih kurang suka dengan fenomena ini "PADA AWALNYA" meskipun saya sendiri menggunakan batu delima, tapi itu pemberian datuk saya tercinta. Namun pada akhirnya saya terseret arus juga, Cerita ini bermula saat saya berlibur k Kampung saya tercinta Dabo Singkep. Kampung SayE ni..... "mulai bhasa melayu keluar". Kampung saya ni memang tidak terkenal seperti Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta, tapi sejak zaman dahulu dikenal sebagai penghasil timah yang cukup besar di Indonesia. Selain timah banyak lagi, Durian, ikan kecik Besa. Nah sekarang Dabo Singkep menunjukkan eksistensinya dengan ditemukanya sebuah nama batu langka yakni Tourmalin, Konon katanya batu ini adanya cuma di Brazil dan Nigeria dan memiliki banyak manfaat. Ape lagi.. saya yang baru sampai waktu itu di dabo merasa bangga dengan tanah kelahiran sendiri saat diceritakan oleh paman Nurhidayat, langsung setelah itu...saya langsung mencari batu, hahahaha bayangin gak cuma meliat liat tapi langsung gali tambang mencari batu,,,,,
Ada yang lebih unik lagi, ternyata yang nambang mencari batu justru orang orang yang duduk di kantor(PNS), bank(banker), dan sebagainya (wartawan) seolah olah menjadi mata pencaharian utama nih coba liat,
Yang saya tahu saat itu, mereka hampir seharian mencari batu, jadi mesti tahan panas. Beda dengan prinsip paman saya," Kalau Rezeki pasti dapat nak","Jadi Kite tak perlu lame lame ninggalkan rumah dan pekerjaan". Memang betul yang paman cakap, tak kurang 2 (due) jam kami pun pulang. Tapi jangan kaget meski sesaat, batu yang paman dapat luar biasa, turmalin, batu kecubung lumut, batu kecubung teh, akik rambut emas banyak, akik rambut hitam dan batu bertulis kalimah Allah yang unik dan banyak lagi batu langka. Saya terkagum kagum dan heran melihat paman saya waktu itu. Memang paman saye ni orangnye tenang, tak banyak cakap tapi jangan salah ilmunye banyak, makanya saya sering menjulukinya Hangtuah Dabo Singkep.
![]() |
| Rambut Emas |
![]() |
Kinyang berisi lumut berlapis dan timah berlapis
yang mengkilap
|
![]() |
| Kecubung teh |
![]() |
| Tourmalin 3 warna dan Black Tourmalin |
Nah gambar yang terkahir ini namanya batu tourmalin, memang kayak arang sih, tp kalau diasah jadi cantik terus kalau disenter terdapat gabungan bbrpa warna, kecuali tourmalin bute yang tak tembus cahaya. Oh ya, yang anehnya apabila saya tanya tentang batu tormalin ini d tmpat penjualan batu, banyak mengtakan tidak tahu bentuk batunya meski tahu nama dan tentunya barangnya tidak ada, memang langka, tapi inilah yang namanya penampung tak update masalah batu, berbeda dengan Pecinta batu ataupun kolektor, mereka sanggup merogoh kocek dalam dalam untuk mendapatkan batu yang ia minati. Bedanya lagi kalau para kolektor( pecinta batu) tidak semata mata mencari keuntungan berbeda dengan para penampung yang sasaran mereka adalah keuntungan.
Terlepas dari segi estetikanya, batu Tourmalin juga menyimpan banyak manfaat di bidang kesehatan. Berdasarkan sumber dari youtube, baik video dalam negeri maupun luar negeri manfaat Batu Tourmalin pada kesehatan diantaranya:
1. Menangkis radiasi elektromagnetik, baik dari hp, pesawat Televisi, maupun pemancar sinyal.
2. Menghilangkan pikiran negatif, stress dan ketegangan
3. Meningkatkan vitalitas
4. Meningkatkan Imunitas tubuh
5. Bagus untuk penderita radang sendi dan gout (asam urat)
6. Meningkatkan level cakra dan keseimbangan












Deklarasi Alma Ata 1978 merupakan bentuk kesepakatan bersama antara 140
negara (termasuk Indonesia), adalah merupakan hasil Konferensi
Internasional Pelayanan Kesehatan Primer (Primary Health Care) di kota
Alma Ata, Kazakhstan. Konferensi Internasional "Primary Health Care" ini
disponsori oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan organisasi PBB
untuk Anak (UNICEF). Isi pokok deklarasi ini, bahwa Pelayanan Kesehatan
Primer (Dasar) adalah merupakan strategi utama untuk pencapaian
kesehatan untuk semua (Health for all), sebagai bentuk perwujudan hak
asazi manusia. Deklarasi Alma Ata ini selanjutnya terkenal dengan :
Kesehatan semua untuk tahun 2000 atau 'Health for all by the year 2000".
Deklarasi Alma Ata juga menyebutkan bahwa untuk mencapai kesehatan
untuk semua tahun 2000 adalah melalui Pelayanan Kesehatan Dasar, yang
sekurang-kurangnya mencakup 8 pelayanan dasar, yaitu : 1. Pendidikan
kesehatan (Health education). 2. Peningkatan penyediaan makanan dan gizi
(Promotion of food supplies and proper nutrition). 3. Penyediaan air
bersih dan sanitasi dasar (Adequate supply of safe water and basic
sanitation). 4. Pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga
berencana (Maternal and child care, including family planning). 5.
Imunisasi (Immunization against the major infectious diseases). 6.
Pencegahan dan pemberantasan penyakit endemik (Prevention and control of
locally endemic diseases). 7. Pengobatan penyakit-penyakit umum
(Appropriate treatment of common diseases and injuries). 8. Penyediaan
obat esensial (Provision essential drugs).Dari 8 pelayanan kesehatan
dasar tersebut diatas, pendidikan kesehatan (sekarang promosi kesehatan)
ditempatkan pada urutan pertama. Ini berarti bahwa sejak konfrensi Alma
Ata tahun 1978, para delegasi 140 negara tersebut telah mengakui betapa
pentingnya peran promosi kesehatan dalam mencapai kesehatan untuk
semua. Oleh sebab itu dalam Konferensi Internasional Promosi Kesehatan
yang pertama di Ottawa, yang menghasilkan Piagam Ottawa (Ottawa Charter)
ini, Deklarasi Alma Ata dijadikan dasar pijakannya. Hal ini dapat
dilihat dalam pembukaan Piagam Ottawa yang menyebutkan: “The first
International Conference on Health Promotion, meeting in Ottawa this
21st day of November 1986, hereby present this charter for action to
achieve Health for All by the year 2000 and beyond”. Dalam pernyataan
ini tersirat bahwa para delegasi atau peserta dari semua negara, melalui
piagam atau “charter” tersebut bersepakat untuk melanjutkan pencapaian
“Sehat untuk semua” tahun 2000 dan sesudahnya, seperti yang telah
dideklarasikan dalam piagam Alma Ata. Hal tersebut adalah merupakan
bentuk komitment semua negara untuk melanjutkan terwujudnya kesehatan
untuk semua (health for all) melalui promosi kesehatan. Lebih jelas lagi
dalam pendahuluan Piagam Ottawa juga disebutkan: “……It built on the
progress made through the Declaration on Primary Health Care at Alma
Ata, the World Organization’s target for Health for All the World
Organization’s target for Health for All document, and the recent debate
the World Assembly on intersectoral action for health”. Dari uraian
tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa sejarah promosi kesehatan pada
akhir abad ke 20 dan awal abad ke 21 yang dimulai dengan Konfrensi
Internasional Promosi Kesehatan yang pertama di Ottawa, Canada ini tidak
terlepas dari Deklarasi Alma Ata. Isi Deklarasi Alma Ata Konferensi
Internasional mengenai Perawatan Kesehatan Primer, Alma-Ata, USSR, 6-12
September 1978 Konferensi Internasional tentang puskesmas, pertemuan di
Alma-Ata ini belas hari September di Sembilan belas tahun ratus tujuh
puluh delapan, mengungkapkan kebutuhan tindakan mendesak oleh semua
pemerintah, semua pekerja kesehatan dan pembangunan, dan dunia
masyarakat untuk melindungi dan mempromosikan kesehatan semua orang di
dunia, dengan ini membuat berikut Deklarasi: I Konferensi ini sangat
menegaskan kembali bahwa kesehatan, yang merupakan keadaan fisik yang
lengkap, kesejahteraan mental dan sosial, dan bukan hanya tidak adanya
penyakit atau kelemahan, adalah mendasar manusia benar dan bahwa
pencapaian tingkat tertinggi kemungkinan kesehatan tujuan di seluruh
dunia yang paling penting sosial yang realisasinya memerlukan tindakan
dari banyak lainnya sosial dan ekonomi sektor di samping sektor
kesehatan. II Ketidaksetaraan kotor yang ada dalam status kesehatan
masyarakat terutama antara negara maju dan berkembang serta dalam negara
secara politik, sosial dan ekonomis dapat diterima dan karena itu, yang
menjadi perhatian bersama bagi semua negara. III Pembangunan ekonomi
dan sosial, didasarkan pada Tatanan Ekonomi Internasional Baru, adalah
dasar penting bagi pencapaian sepenuhnya kesehatan untuk semua dan
pengurangan kesenjangan antara status kesehatan dari negara-negara
berkembang dan maju. Promosi dan perlindungan kesehatan masyarakat
sangat penting untuk berkelanjutan ekonomi dan sosial pembangunan dan
memberikan kontribusi untuk kualitas hidup yang lebih baik dan
perdamaian dunia. IV Orang mempunyai hak dan kewajiban untuk
berpartisipasi secara individual dan kolektif dalam perencanaan dan
pelaksanaan pelayanan kesehatan mereka. V Pemerintah memiliki tanggung
jawab untuk kesehatan rakyat mereka yang dapat dipenuhi hanya dengan
penyediaan kesehatan yang memadai dan tindakan sosial. Target sosial
utama pemerintah, organisasi internasional dan masyarakat seluruh dunia
dalam datang dekade harus pencapaian oleh semua orang di dunia pada
tahun 2000 dari tingkat kesehatan yang akan memungkinkan mereka untuk
menjalani kehidupan yang produktif secara sosial dan ekonomis. Pelayanan
kesehatan dasar merupakan kunci untuk mencapai sasaran ini sebagai
bagian dari pembangunan dalam roh keadilan sosial. VI Perawatan
kesehatan primer adalah perawatan kesehatan penting berdasarkan suara
praktis, ilmiah dan metode diterima secara sosial dan teknologi membuat
diakses secara universal untuk individu dan keluarga di masyarakat
melalui partisipasi penuh dan dengan biaya yang masyarakat dan negara
mampu mempertahankan pada setiap tahap perkembangan mereka dalam
semangat selfreliance dan penentuan nasib sendiri. Ini merupakan bagian
integral kedua negara sistem kesehatan, yang merupakan fungsi pusat dan
fokus utama, dan sosial secara keseluruhan dan pembangunan ekonomi
masyarakat. Ini adalah tingkat pertama dari kontak individu, keluarga
dan masyarakat dengan sistem kesehatan nasional membawa kesehatan
sedekat mungkin ke tempat orang tinggal dan bekerja, dan merupakan
elemen pertama dari terus proses perawatan kesehatan. VII Primer
perawatan kesehatan: 1. mencerminkan dan berkembang dari kondisi
ekonomi dan sosial-budaya dan politik karakteristik negara dan
masyarakat dan didasarkan pada aplikasi dari hasil yang relevan sosial,
penelitian biomedis dan pelayanan kesehatan dan pengalaman kesehatan
masyarakat; 2. membahas masalah kesehatan utama di masyarakat,
menyediakan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif layanan yang
sesuai; 3. meliputi setidaknya: mengenai pendidikan masalah kesehatan
yang berlaku dan metode pencegahan dan pengontrolan mereka, promosi
pasokan makanan dan tepat gizi, pasokan yang cukup dari air bersih dan
sanitasi dasar; ibu dan anak kesehatan, termasuk keluarga berencana,
imunisasi terhadap utama penyakit menular, pencegahan dan pengendalian
penyakit endemik lokal; yang tepat pengobatan penyakit umum dan
luka-luka, dan penyediaan penting obat; 4. melibatkan, selain sektor
kesehatan, semua sektor terkait dan aspek nasional dan pengembangan
masyarakat, khususnya di bidang pertanian, peternakan, makanan,
industri, pendidikan, perumahan, pekerjaan umum, komunikasi dan sektor
lainnya; dan menuntut upaya terkoordinasi dari semua sektor; 5.
membutuhkan dan mempromosikan masyarakat dan individu maksimum
kemandirian dan partisipasi dalam, organisasi operasi perencanaan, dan
pengendalian primer kesehatan, memanfaatkan sepenuhnya sumber daya yang
tersedia lokal, nasional dan lainnya; dan untuk tujuan ini berkembang
melalui pendidikan yang sesuai kemampuan masyarakat untuk
berpartisipasi; 6. harus ditopang oleh terpadu, rujukan fungsional dan
saling mendukung sistem, yang mengarah ke peningkatan progresif
pelayanan kesehatan yang komprehensif untuk semua, dan memberikan
prioritas kepada mereka yang paling membutuhkan; 7. bergantung, pada
tingkat lokal dan rujukan, pada petugas kesehatan, termasuk dokter,
perawat, bidan, pembantu dan pekerja masyarakat yang berlaku, serta
tradisional praktisi yang diperlukan, sesuai dilatih secara sosial dan
teknis untuk bekerja sebagai kesehatan tim dan untuk merespon kesehatan
menyatakan kebutuhan masyarakat. VIII Semua pemerintah harus
merumuskan kebijakan nasional, strategi dan rencana aksi untuk memulai
dan mempertahankan pelayanan kesehatan dasar sebagai bagian dari sistem
kesehatan nasional yang komprehensif dan dalam koordinasi dengan sektor
lain. Untuk tujuan ini, maka akan dibutuhkan untuk melaksanakan politik
akan, untuk memobilisasi sumber daya negara dan menggunakan sumber daya
eksternal yang tersedia rasional. IX Semua negara harus bekerjasama
dalam semangat kemitraan dan layanan untuk memastikan primer perawatan
kesehatan bagi semua orang sejak pencapaian kesehatan oleh orang-orang
di satu negara langsung keprihatinan dan manfaat setiap negara lainnya.
Dalam konteks ini sendi WHO / UNICEF melaporkan pada perawatan kesehatan
primer merupakan dasar yang kokoh untuk lebih lanjut pembangunan dan
pengoperasian pelayanan kesehatan primer di seluruh dunia. X Tingkat
yang dapat diterima kesehatan bagi semua orang di dunia pada tahun 2000
dapat dicapai melalui penggunaan yang lebih lengkap dan lebih baik dari
sumber daya dunia, sebagian besar dari yang sekarang dihabiskan untuk
persenjataan dan konflik militer. Sebuah kebijakan asli kemerdekaan,
perdamaian, détente dan perlucutan senjata bisa dan harus melepaskan
tambahan sumber daya yang juga bisa ditujukan untuk tujuan damai dan
khususnya untuk percepatan pembangunan sosial dan ekonomi yang perawatan
kesehatan primer, sebagai bagian penting, harus dialokasikan pangsa
yang tepat. Konferensi Internasional tentang Kesehatan Primer panggilan
untuk mendesak dan efektif nasional dan internasional tindakan untuk
mengembangkan dan melaksanakan pelayanan kesehatan primer seluruh dunia
dan khususnya di negara-negara berkembang dalam semangat teknis
kerjasama dan sesuai dengan Tatanan Ekonomi Internasional Baru. Ini
mendesak pemerintah, WHO dan UNICEF, dan organisasi internasional
lainnya, serta lembaga multilateral dan bilateral, lembaga swadaya
masyarakat, lembaga pendanaan, semua kesehatan pekerja dan masyarakat
seluruh dunia untuk mendukung nasional dan internasional komitmen untuk
perawatan kesehatan primer dan saluran meningkat teknis dan keuangan
dukungan untuk itu, terutama di negara-negara berkembang. Konferensi ini
meminta semua tersebut untuk berkolaborasi dalam memperkenalkan,
mengembangkan dan memelihara kesehatan primer peduli sesuai dengan
semangat dan isi dari Deklarasi ini. Pelaksanaan Primary Health Care
Di Indonesia, pelaksanaan Primary Health Care secara umum dilaksanakan
melaui pusat kesehatan dan di bawahnya (termasuk sub-pusat kesehatan,
pusat kesehatan berjalan) dan banyak kegiatan berbasis kesehatan
masyarakat seperti Rumah Bersalin Desa dan Pelayanan Kesehatan Desa
seperti Layanan Pos Terpadu (ISP atau Posyandu). Secara administratif,
Indonesia terdiri dari 33 provinsi, 349 Kabupaten dan 91 Kotamadya,
5.263 Kecamatan dan 62.806 desa. Untuk strategi ketiga, Kementerian
Kesehatan saat ini memiliki salah satu program yaitu saintifikasi jamu
yang dimulai sejak tahun 2010 dan bertujuan untuk meningkatkan akses dan
keterjangkauan masyarakat terhadap obat-obatan. Program ini
memungkinkan jamu yang merupakan obat-obat herbal tradisional yang sudah
lazim digunakan oleh masyarakat Indonesia, dapat teregister dan
memiliki izin edar sehingga dapat diintegrasikan di dalam pelayanan
kesehatan formal. Untuk mencapai keberhasilan penyelenggaraan PHC bagi
masyarakat, diperlukan kerjasama baik lintas sektoral maupun regional,
khususnya di kawasan Asia Tenggara. Dalam penerapannya ada beberapa
masalah yang terjadi di Indonesia. Permasalahan yang utama ialah
bagaimana primary health care belum dapat dijalankan sebagaimana
semestinya. Oleh karena itu, ada beberapa target yang seharusnya
dilaksanakan dan dicapai yaitu: a. Memantapkan Kemenkes berguna untuk
menguatkan dan meningkatkan kualitas pelayanan dan mencegah
kesalahpahaman antara pusat keehatan dan masyarakat b. Pusat Kesehatan
yang bersahabat merupakan metode alernatif untuk menerapkan paradigma
sehat pada pelaksana pelayanan kesehatan. c. Pelayanan kesehatan primer
masih penting pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan. d. Pada
era desentralisasi, variasi pelayanan kesehatan primer semakin melebar
dan semakin dekat pada budaya local. Pada tahun 1978, dalam konferensi
Alma Ata ditetapkan prinsip-prinsip PHC sebagai pendekatan atau strategi
global guna mencapai kesehatan bagi semua. Lima prinsip PHC sebagai
berikut : Pemerataan upaya kesehatan Distribusi perawatan kesehatan
menurut prinsip ini yaitu perawatan primer dan layanan lainnya untuk
memenuhi masalah kesehatan utama dalam masyarakat harus diberikan sama
bagi semua individu tanpa memandang jenis kelamin, usia, kasta, warna,
lokasi perkotaan atau pedesaan dan kelas sosial. Penekanan pada upaya
preventif Upaya preventif adalah upaya kesehatan yang meliputi segala
usaha, pekerjaan dan kegiatan memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan dengan peran serta individu agar berprilaku sehat serta
mencegah berjangkitnya penyakit. Penggunaan teknologi tepat guna dalam
upaya kesehatan Teknologi medis harus disediakan yang dapat diakses,
terjangkau, layak dan diterima budaya masyarakat (misalnya penggunaan
kulkas untuk vaksin cold storage). Peran serta masyarakat dalam semangat
kemandirian Peran serta atau partisipasi masyarakat untuk membuat
penggunaan maksimal dari lokal, nasional dan sumber daya yang tersedia
lainnya. Partisipasi masyarakat adalah proses di mana individu dan
keluarga bertanggung jawab atas kesehatan mereka sendiri dan orang-orang
di sekitar mereka dan mengembangkan kapasitas untuk berkontribusi dalam
pembangunan masyarakat. Partisipasi bisa dalam bidang identifikasi
kebutuhan atau selama pelaksanaan. Masyarakat perlu berpartisipasi di
desa, lingkungan, kabupaten atau tingkat pemerintah daerah. Partisipasi
lebih mudah di tingkat lingkungan atau desa karena masalah heterogenitas
yang minim. Kerjasama lintas sektoral dalam membangun kesehatan
Pengakuan bahwa kesehatan tidak dapat diperbaiki oleh intervensi hanya
dalam sektor kesehatan formal; sektor lain yang sama pentingnya dalam
mempromosikan kesehatan dan kemandirian masyarakat. Sektor-sektor ini
mencakup, sekurang-kurangnya: pertanian (misalnya keamanan makanan),
pendidikan, komunikasi (misalnya menyangkut masalah kesehatan yang
berlaku dan metode pencegahan dan pengontrolan mereka); perumahan;
pekerjaan umum (misalnya menjamin pasokan yang cukup dari air bersih dan
sanitasi dasar) ; pembangunan perdesaan; industri; organisasi
masyarakat (termasuk Panchayats atau pemerintah daerah ,
organisasi-organisasi sukarela , dll)